Thursday, December 3, 2009
Thursday, December 03, 2009 | Posted by
t7able |
Edit Post
Frans Soemarto Mendoer
Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Dengan keberadaan foto, banyak orang bisa diingatkan dan disadarkan tentang suatu hal. Frans Soemarto Mendoer sangat memahami hal tersebut. Karena itulah, setelah mendapat kabar dari seorang sumber di harian Jepang Asia Raya bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno, Frans langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya. Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana: pembacaan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia oleh Soekarno.
Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang pertama, adegan Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, adegan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera. Setelah menyelesaikan tugas jurnalisnya itu, Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena menyadari bahwa tentara Jepang tengah memburunya.
Frans menjadi satu-satunya orang yang mengabadikan momen sakral itu karena Alex Alexius Impurung Mendoer, kakak kandungnya yang juga sempat memotret prosesi bersejarah tersebut, harus merelakan kameranya dirampas oleh tentara Jepang.
Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans untuk meminta negatif foto Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Frans mengaku film negatif itu sudah diambil oleh Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas tentara Jepang, maka mungkin generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa sakral tersebut.
Bahkan, mengenai kehadiran Frans di rumah Soekarno pada waktu itu, wartawan senior Alwi Shahab menulis “Andaikata tidak ada Frans Mendoer, maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi kemerdekaan…” Tulisan itu dimuat di harian Republika edisi Minggu, 14 Agustus 2005, tiga hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-60.
Pencucian tiga buah foto bersejarah itu juga tidaklah mudah karena dihalang-halangi pihak Jepang. Frans bersama Alex terpaksa secara diam-diam harus mengendap, memanjat pohon pada malam hari, dan melompati pagar di samping kantor Domei (sekarang kantor berita ANTARA) untuk bisa sampai ke sebuah lab foto guna mencetak foto-foto tersebut. Padahal, bila dua bersaudara itu tertangkap oleh tentara Jepang, mereka akan dipenjara, bahkan dihukum mati.
Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu pertama kali dimuat di harian Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih dari setengah tahun setelah pembuatannya. Film negatif catatan visual itu sekarang sudah tak dapat ditemukan lagi. Ada dugaan bahwa negatif film itu ikut hancur bersama semua dokumentasi milik kantor berita Antara yang dibakar pada peristiwa di tahun 1965. Waktu itu, sepasukan tentara mengambil seluruh koleksi negatif film dan hasil cetak foto yang dimiliki Antara lalu membakarnya.
Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Dengan keberadaan foto, banyak orang bisa diingatkan dan disadarkan tentang suatu hal. Frans Soemarto Mendoer sangat memahami hal tersebut. Karena itulah, setelah mendapat kabar dari seorang sumber di harian Jepang Asia Raya bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno, Frans langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya. Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana: pembacaan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia oleh Soekarno.
Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang pertama, adegan Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, adegan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera. Setelah menyelesaikan tugas jurnalisnya itu, Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena menyadari bahwa tentara Jepang tengah memburunya.
Frans menjadi satu-satunya orang yang mengabadikan momen sakral itu karena Alex Alexius Impurung Mendoer, kakak kandungnya yang juga sempat memotret prosesi bersejarah tersebut, harus merelakan kameranya dirampas oleh tentara Jepang.
Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans untuk meminta negatif foto Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Frans mengaku film negatif itu sudah diambil oleh Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas tentara Jepang, maka mungkin generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa sakral tersebut.
Bahkan, mengenai kehadiran Frans di rumah Soekarno pada waktu itu, wartawan senior Alwi Shahab menulis “Andaikata tidak ada Frans Mendoer, maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi kemerdekaan…” Tulisan itu dimuat di harian Republika edisi Minggu, 14 Agustus 2005, tiga hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-60.
Pencucian tiga buah foto bersejarah itu juga tidaklah mudah karena dihalang-halangi pihak Jepang. Frans bersama Alex terpaksa secara diam-diam harus mengendap, memanjat pohon pada malam hari, dan melompati pagar di samping kantor Domei (sekarang kantor berita ANTARA) untuk bisa sampai ke sebuah lab foto guna mencetak foto-foto tersebut. Padahal, bila dua bersaudara itu tertangkap oleh tentara Jepang, mereka akan dipenjara, bahkan dihukum mati.
Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu pertama kali dimuat di harian Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih dari setengah tahun setelah pembuatannya. Film negatif catatan visual itu sekarang sudah tak dapat ditemukan lagi. Ada dugaan bahwa negatif film itu ikut hancur bersama semua dokumentasi milik kantor berita Antara yang dibakar pada peristiwa di tahun 1965. Waktu itu, sepasukan tentara mengambil seluruh koleksi negatif film dan hasil cetak foto yang dimiliki Antara lalu membakarnya.
Labels:
Sejarah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tentang Blog Ini
Anda Pengunjung ke
Kategori
- Aneh dan Unik (23)
- CurCol (3)
- Facebook (8)
- Film (6)
- Indonesiaku (11)
- Kesehatan (9)
- Lucu (5)
- Mistery (7)
- Music (7)
- PONSEL (2)
- Sejarah (14)
- SEXXX (18)
- Tahukah Anda (62)
- Technology (4)
- Tips Komputer (8)
Blog Archive
-
▼
2009
(141)
-
▼
December
(133)
- (Jangan) Selingkuh…
- Gadis Dilempari Batu Sampai Mati
- Dikocok Tambah Tegang
- Tips PDKT
- With or Without You
- Download Gratis
- Kondom Buat Cewe’
- Mengatasi Virus My Love
- “Gemeretak” Pada Sendi Jari Tangan
- Pemburu Ular Anaconda
- Manager Trainer Untuk PSK
- Moonwalker Mr. Obama
- Cewe SMP Duel
- NOKIA
- Polisi Malaysia Terhadap Warga Indonesia
- Rapat Dewan Koq Buka Facebook
- Software Untuk Facebook
- Tyson Bersedia Naik Ring Lagi
- Sejarah Youtube
- Miyabi Datang Juga Ke Indonesia ( walaupun lewat f...
- KPK Di Dadaku
- Mengapa Cincin Pernikahan Di Jari Manis??
- 3 Polisi Anti Suap Di Indonesia
- 5 Kebohongan Cewe’
- Keunggulan Kapal Perang Buatan Indonesia
- Facebook Alam Gaib
- Tips CLBK
- Anak 6 Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
- Cara Jitu Multiorgasme Wanita
- Necrophiliac
- Kecelakaan Genetika
- Truk Yang Aneh
- Karakter Kentut
- Mumi Peri Laut ??
- Tetap Ceria Walau Tanpa Wajah
- Ciri-ciri Cowok Penjahat Kelamin
- Akibat Dugem
- Gaya Pacaran ABG, Saling Kirim Foto Bugil!
- Dont Sleep Away
- Accident-prone atau sembronokah kamu?
- Film Balibo Five kontroversi
- Pohon Cemara Tumbuh Di Paru-paru
- 7 Penyanyi Dangdut Koplo Paling Hot
- Double KO
- Blog yang mengina Indonesia
- Rencana SBY tentang Pemindahan Ibukota
- Yang membuat wanita tersenyum
- 15 Bintang Porno Jepang Tercantik
- Gadget yang mengubah jaman
- Cewe SMA Sekarang
- 99 Tanda Orang Berbakat Kaya ( bener ga ye…)
- Tukul Remas Pantat Bella Saphira
- Hukum Jual Beli Kredit
- Selamatkan Data dari CD Tergores
- FB dan Youtube pada jam kerja
- Ai Lop Yu Pul
- Naskah Asli Supersemar
- Windows dari Masa ke Masa
- Photo-Photo Palsu yang Menghebohkan
- Tentara Inggris Selamat setelah tertembak tepat di...
- Metode-Metode Penyiksaan Ala Eropa
- Locomotive
- Mempercepat Firefox 3
- DeSounds
- Cover Film Indonesia ( Plagiat atau Kebetualan )
- Invisible di Facebook untuk teman tertentu saja
- Mengatasi Virus Amburadul
- Awas Virus Mbah Surip....
- Bersihkan Virus Ponsel
- Model Palyboy Ditarik Facebook
- Gadis Bikini di Facebook
- Draf Mediasi RS Omni-Prita
- Tiga Larangan Dalam Berciuman
- Cabai Rawit Penambah Gairah Sex
- Mitos Sex Para Remaja
- Gaya Foreplay Yang Dibenci Perempuan
- Maria Ozawa Lagi
- Ahmadiyah Miliki Mesjid Tercanggih
- Lokasi Koin Peduli Prita.
- Benyamin S The Last Funniest Heroes
- Global Warming Itu Bohong ?
- 10 Bohong Besar MLM
- Dear Friend
- Penampakan Kuntilanak di Jakarta
- Penampakan Kuntilanak Ujungberung
- Tarif Artis Indonesia
- Kaos Buat Cewek
- Hitler Bersembunyi Di Sumbawa, Indonesia
- Indonesia adalah Atlantis
- Penjahat Legendaris Indonesia
- Para pemimpin besar yang dieksekusi mati
- Samsung Corby B3210 – Spesifikasi, Harga Samsung C...
- Merubah Tampilan Facebook (cara baru)
- 'Air Terjun Pengantin'
- Ini Dia Tanda-tanda Perempuan Orgasme
- 'Bongkar' Dinobatkan Jadi Lagu Terbaik Sepanjang Masa
- Ucok 'AKA' Ngerock Hingga Akhir Hayat
- Ratusan Tentara di Perbatasan Kaltim Merangkap Jad...
- Asal Usul Nama Indonesia
- Tentang Maria Ozawa
-
▼
December
(133)
Followers
My Blog List
-
-
-
-
-
Polri Dukung Pembangunan Server RIM untuk Melacak Kasus Terorisme - Rencana pembangunan server Research In Motion (RIM) di Indonesia mendapat sambutan positif Polri. Mabes Polri mendukung pembangunan server yang digunakan p...13 years ago
0 comments:
Post a Comment
16.25